Bali, dengan keindahan alam dan kekayaan tradisi dan budayanya, merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki daya tarik bersifat global. Di balik pesona tersebut, terdapat kehidupan masyarakat sangat erat kaitannya dengan adat, tradisi, dan ajaran agama Hindu. Pembangunan yang pesat di Bali, meskipun membawa banyak manfaat ekonomi, seringkali mengabaikan nilai-nilai kultural dan spiritual yang menjadi landasan kehidupan masyarakat Bali.
Banyak kebijakan pembangunan yang dijalankan tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap tradisi-budaya lokal dan ajaran Dharma. Akibatnya, terjadi degradasi lingkungan, erosi nilai-nilai adat, dan ketidakseimbangan sosial yang merugikan komunitas masyarakat Bali. Di samping itu, kurangnya kebijakan yang jelas dalam memberikan arahan masyarakat untuk bertumbuh sesuai dengan ajaran Dharma juga telah membuat masyarakat bertumbuh tanpa arah yang jelas dan bersifat pragmatis. Minimnya analisis kritis dan rekomendasi kebijakan yang berbasis nilai-nilai Dharma sebagai jiwa masyarakat Bali memperburuk situasi ini. Tidak adanya lembaga yang secara khusus mengawasi dan memberikan masukan kritis terhadap kebijakan yang diterapkan di Bali menambah urgensi pendirian lembaga think tank ini.
Menyadari kebutuhan mendesak untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan dan eksistensi masyarakat Bali dengan jiwa Dharma-nya, lembaga think tank ini didirikan dengan tujuan untuk:
Menjadi lembaga think tank berbasis nilai-nilai Dharma
Lembaga think tank akan berkomitmen untuk memusatkan perhatian pada bidang sosial budaya, khususnya di Bali dan wilayah lainnya di Indonesia. Berdasarkan pada pengakuan atas keunikan dan kekayaan budaya lokal, serta pentingnya ajaran Dharma, lembaga ini juga bertujuan untuk mengkritisi dan memberikan rekomendasi kebijakan yang mempertimbangkan dan menghormati nilai-nilai adat dan tradisi setempat, serta bagaimana melihat bahwa nilai-nilai tersebut sejatinya tidak menghambat pembangunan yang bersifat berkelanjutan.
Adapun yang menjadi fokus utama lembaga ini adalah: